PERAN GENERASI MUDA BAGI BANGSANYA
Secara definitif seseorang dianggap
pemuda jika dari sisi usia adalah dalam bentangan usia 10-24 tahun. Di
sisi lain, seseorang bisa saja dianggap muda jika yang bersangkutan
memiliki semangat sebagaimana kaum muda. Bisa jadi usianya tua kira-kira
40 tahunan akan tetapi masih berjiwa muda.
Generasi muda adalah the leader of
tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa
dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk
membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan
kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya
adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.
Para generasi pendahulu telah
menghasilkan karya besar bagi bangsa ini. Kemerdekaan bangsa merupakan
karya monumental yang luar biasa yang dihasilkan oleh para founding
fathers negeri ini, yang tidak lain adalah para pemuda. Kemerdekaan
bangsa ini bukan dihasilkan melalui warisan para penjajah, namun
dihasilkan melalui tercecernya keringat dan darah, semangat dan
aktivitas, retorika dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendahulu.
Peran pemuda dalam sejarah negara dan
bangsa Indonesia pertama kali dapat dilihat dari kebangkitan bangsa
tahun 1908 atau tepatnya ketika berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei
1908. Melalui proses kebangkitan bangsa ini, maka para pemuda telah
menggelorakan semangat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak
terserak-serak dalam arti wilayah, suku, ras, agama dan sebagainya akan
tetapi telah memiliki kesadaran berorganisasi sebagai persyaratan untuk
kebangkitan nasional. Mereka dikenal sebagai generasi 08.
Salah satu tonggak lain, persatuan dan
kesatuan bangsa sebenarnya ketika terjadi Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928. Hal ini berarti bahwa pemuda telah memiliki peran yang
sangat signifikan dalam proses pembentukan negara kesatuan Republik
Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa
Indonesia merupakan titik awal bagi proses pembentukan negara bangsa
yang kemudian dikenal sebagai negara dan bangsa Indonesia. Kongres para
pemuda di tahun tersebut tentunya tidak bisa dibayangkan seperti rapat
umum di zaman sekarang. Rapat Umum para pemuda kala itu tentu berada di
bawah bayang-bayang kekuasaan kaum kolonialis, sehingga akan terdapat
banyak kesulitan yang dihadapi. Meskipun begitu, para pemuda dengan
sangat antusias dan semangat akhirnya dapat mencetuskan gagasan mengenai
Indonesia pasca penjajahan, Indonesia merdeka. Mereka inilah yang
kemudian disebut sebagai generasi tahun 28.
Generasi muda kemudian juga berhasil
menorehkan tinta emas bagi perjalanan bangsa ini ketika di tahun 1945
kembali mereka merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu
nusa, satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa, yang
teks proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17
Agustus 1945. Melalui proklamasi kemerdekaan ini, maka bangsa Indonesia
yang selama ini tidak memiliki kedaulatan yang terfragmentasi dalam
kerajaan-kerajaan, maka menyatu menjadi satu yaitu bangsa Indonesia.
Lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang sering dikumandangkan pada waktu upacara
merupakan simbol dan substansi dari menyatunya segenap elemen bangsa
Indonesia. Mereka dikenal sebagai generasi 45.
Ketika terjadi krisis kekuasaan akibat
gerakan makar yang dilakukan oleh PKI di tahun 1966, maka pemuda juga
bangkit melakukan perlawanan. Para aktivis organisasi kemahasiswaan,
seperti GMNI, PMII, HMI, PMKRI, GMKI dan segenap elemen mahasiswa
melakukan tiga tuntutan rakyat (Tritura) yang sangat dikenang, yaitu:
Bubarkan PKI, Bersihkan pemerintahan dari unsur-unsur PKI dan Turunkan
harga. Tritura ini menjadi salah satu power pressure bagi pemerintahan
Orde Lama untuk melakukan berbagai perubahan sehingga memunculkan Orde
Baru yang kemudian berkuasa dalam puluhan tahun. Mereka dikenal sebagai
generasi 66.
Kekuasaan Orde Baru yang tiranic,
gigantic and powerfull ternyata juga tidak mampu menghadang kekuatan
mahasiswa yang di tahun 1998 melakukan berbagai aksi untuk menurunkan
Jenderal Besar Soeharto dari panggung kekuasaan. Melalui gerakan people
power akhirnya kekuasaan otoriter Soeharto pun harus berakhir. Gerakan
mahasiswa yang terjadi saat itu sungguh sekali lagi membuktikan bahwa
mahasiswa memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan sosial. Melalui
gerakan mahasiswa tersebut maka muncullah Orde reformasi yang
berlangsung sekarang. Mereka dikenal sebagai generasi 98.
Mencermati terhadap gerakan para pemuda
ini, maka kiranya tidak salah jika kemudian para pemuda dapat menjadi
agent of social change, baik dalam skala nasional maupun lokal. Gerakan
para pemuda dalam kiprahnya ini juga memberikan catatan bahwa ada siklus
20 tahunan, di mana para pemuda memainkan peranan signifikan dalam
kehidupan bangsa dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar