Jumat, 07 Desember 2012

Soal (Tugas 7)

SOAL KELAS X

1. Sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan golongannya, asal dan     kemajuannya, bentuk dan kewajibannya, merupakan definisi sosiologi menurut ...
    a. Gustav Ratzenhofer
    b. Pitirim A. Sorokin
    c. Charles Ellwood
    d. Hasan Shadily
    e. Mayor Polak

2. Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa Latin) berarti ...
    a. kawan
    b. kata
    c. lawan
    d. kerabat
    e. sahabat

3. Menurut Durkheim, pokok pembahasan sosiologi adalah ...
    a. khayalan sosiologi
    b. fakta sosial
    c. realitas sosial
    d. tindakan sosial
    e. perubahan sosial

4. Siapakah tokoh yang dijuluki "Bapak Sosiologi" ?
    a. L. Laeyendecker
    b. Emile Durkheim
    c. Berger
    d. Auguste Comte
    e. Max Weber

5. Salah satu kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah ...
    a. Untuk pembangunan
    b. Untuk perubahan
    c. Untuk pertumbuhan
    d. Untuk perkembangan
    e. Untuk penyelesaian

Sabtu, 01 Desember 2012

GANYANG MALASYIA !!!

Inilah Pidato Soekarno 'Ganyang Malaysia

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!


Bisa terbakar semangat patriotisme bangsa Indonesia mendengar pidato Soekarno itu. Kedaulatan Indonesia dianggap harga mati bagi Proklamator Republik Indonesia itu.